ISU DAN PERMASALAHAN
POTENSI
Dari
hasil analisis Tipologi Klassen yang telah dilakukan, wilayah Kedu-Parakan
merupakan daerah yang berkembang dan tumbuh cepat. Untuk sektor industri
pengolahan sendiri, merupakan sektor prioritas, hal ini didapat dari analisis LQ. Dari hasil
kedua analisis tersebut, maka rencana pengembangan wilayah Kedu-Parakan menjadi
kota kecil bebasis industri merupakan rencana yang tepat. Dengan melihat
keunggulan-keunggulan di wilayah Kedu-Parakan, maka industri yang akan
dikembangkan adalah industri kopi, industri hortikultura, industri makanan
ringan, industri kerajinan, dan industri berbahan baku tanah liat. Kemudian di
wilayah Kedu-Parakan sendiri terdapat perkebunan kopi seluas 100 hektar, yang
saat ini sudah mampu memenuhi permintaan pasar. Kualitas kopi Temanggung tidak
perlu diragukan lagi, karena kopi Temanggung sudah berkembang sejak zaman
Belanda. Hasil kopi Temanggung juga banyak yang diekspor hingga ke mancanegara.
Wilayah
Kedu-Parakan masih memiliki lahan pertanian yang luas sehingga industri
hortikultura merupakan salah satu industri yang cocok untuk dikembangkan.
Wilayah Kedu-Parakan berpotensi pula menjadi sentara industri hortikultura,
didukung dengan kondisi alam yang mendukung serta lokasi Kedu-Parakan yang
cukup strategis karena dilewati jalan nasional dan jalan provinsi. Jalan
nasional dan jalan provinsi yang melewati wilayah Kedu-Parakan ini juga menjadi
salah satu modal utama untuk prasarana pengangkutan barang baku maupun
pendistribusian hasil produksi. Pengembangan wilayah Kedu-Parakan menjadi kota
kecil berbasis industri ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
MASALAH
Dalam
memgembangakan kota kecil berbasis industri di Kecamatan Kedu-Parakan, terdapat
beberapa masalah yang dihadapi. Masalah utama yang menjadi sebab terjadinya
masalah-masalah lain adalah terhambatnya perkembangan industri potensial di wilayah
Kedu-Parakan. Hal ini disebabkan oleh empat faktor utama yaitu lokasi industri
yang belum terkonsentrasi secara spasial, belum adanya lokasi pemasaran hasil
produksi industri yang jelas, kurangnya inovasi hasil produk industri dan tidak
dapat memenuhi permintaan pasar.
Saat
ini di wilayah Kedu-Parakan belum ada lokasi pemasaran hasil produksi industri
yang jelas. Masing-masing pemilik industri biasanya mendistribusikan hasil
produksinya sendiri, baik lingkup wilayah Kabupaten Temanggung maupun luar
Kabupaten Temanggung. Untuk skala usaha yang lebih kecil, biasanya memasarkan
dagangannya di Pasar Parakan ataupun Pasar Ngadirejo. Ada pula pembeli yang
langsung datang ke rumah pemilik industri rumah tangga untuk langsung memebeli
hasil produksi mereka. Masing-masing pemilik industri menjalankan usahanya
secara individu. Tidak ada lembaga atau oprganisasi yang mewadahi
industri-industri kecil-menengah tersebut. Sehingga industri rumah tangga yang
masih terhitung baru dan baru memiliki banyak pelanggan masih sering gagal
berkompetisi, terkadang hingga gulung tikar. Untuk itu, dibutuhkan sentra
industri untuk mendukung kegiatan industri yang efektif dan efisien. Hal ini
juga dapat mendorong tumbuh kembangnya indutri-industri kecil-menengah yang ada
di wilayah Kedu-Parakan, yang berdampak pada berkurangnya angka pengangguran di
wilayah Kedu-Parakan itu sendiri.
Kurangnya
inovasi hasil produk industri disebabkan karena partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan industri masih rendah. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan
penduduk serta masih kurangnya pelatihan keterampilan bagi masyarakat terkait
bidang industri. Partisipasi masyarakat dalam mengikuti pelatihan-pelatihan
ketrampilan dari pemerintah dalam bidang industri rumahan juga sangat kurang.
Hal tersebut menjadi salah satu penyebab kurangnya inovasi pengembangan
industri.
Permasalahan
industri yang tidak dapat memenuhi permintaan pasar dikarenakan dua hal, yaitu
kurangnya modal untuk memenuhi barang baku produksi serta sulitnya memperoleh
bahan baku. Banyak industri di Kedu-Parakan yang harus mendatangkan bahan baku
dari luar daerah (luar Kabupaten Temanggung). Bahkan terkadang bahan baku yang
ada belum cukup untuk memproduksi barang untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk
mendatangkan bahan baku dari luar pun membutuhkan biaya transportasi yang lebih
sehingga para pemilik industri kecil ini harus meminjam dari bank untuk
mendapatkan tambahan modal.
Lokasi
industri yang belum terkonsentrasi secara spasial disebabkan karena jaringan
infrastruktur seperti jalan yang rusak dan sarana transportasi umum yang belum
mendukung kegiatan industri. Dalam mewujudkan kota kecil berbasis industri,
sangat penting untuk memiliki kelengkapan infrastruktur pendukung industri yang
baik terutama pada daerah-daerah industri utama. Jika di masa yang akan datang infrastruktur
masih memiliki kondisi yang buruk, maka keberlangsungan alur industri akan
tidak optimal. Berikut merupakan alur permasalahan di wilayah Kedu-Parakan.